Warna-Warni Pelatih (Paling) Sukses Kabau Sirah
– November 12, 2011Posted in: Editorial
Spartacks Cyber. Posisi pelatih di sebuah tim sepak bola berperan penting dalam membentuk pola permainan di lapangan. Tim Semen Padang FC tentu dalam memilih pelatih sesuai dengan kebutuhan dan kualitas. Ada pelatih lokal asal Sumatera Barat sendiri, ada berlabel nasional bahkan sudah pernah memakai jasa pelatih asing. Selera menajemen Semen Padang hampir setiap musim menggantikan posisi coach. Ini didasari kebutuhan, permintaan pendukung serta kualitas.
Selebrasi Arcan Urie dan anak asuhnya setelah SPFC lolos ke Liga Super Indonesia
Tapi jika dirujuk prestasi, keempat nama diatas patut diberikan apresiasi. Mereka mampu menyulap tim Bukit Karang Putiah menuju hasil maksimal dan tentu konribusinya jelas membawa perubahan dalam skema permainan tim.
Mengenal sosok Suhatman Iman, publik Padang mengenal sebagai pelatih sukses, baik sebagai pemain maupun pelatih. Ketika masih jadi pemain ia mampu masuk tim nasional. Namun sayang, ia memutuskan pensiun terlalu dini yaitu saat berusia 22 tahun karena cidera yang dialami. Kala menjadi arsitek tim Bukit Karang Putih dalam era Galatama, Suhatman sukses membawa SP tembus ke Piala Winner Asia pada tahun 1992 dengan predikat juara Piala Galatama. Walaupun terhenti di babak perempat final, namun prestasi yang ditorehkannya saat itu cukup menghentak publik sepakbola tanah air. Kali kedua ia menangani kabau sirah di musim 2002, pelatih yang pertama kali membuat cetak biru PSSI Primevara ini sukses membawa SP jadi semifinalis liga Indonesia 2001/02.
Saat ini Pak haji, sapaan akrab Suhatman masih terlibat dalam tim SPFC untuk berlaga di Indonesian Premier League, sebagai penasehat teknis. Kabau Sirah pantas berhutang budi kepada Suhatman. Ia sudah banyak melahirkan talenta berbakat. Jika ada pemilihan coach terbaik SP dalam dua dekade ini pelatih asal solok ini pantas diberi gelar sebagai pelatih paling sukses SP dalam 20 tahun terakhir (1980-2010).
Selain Suhatman, sosok Jenniwardin juga tak kalah hebatnya. Jenni tercatat sebagai salah satu pendiri, pemain dan juga pelatih yang pernah memberikan Semen Padang juara tanpa mahkota. Ketika itu musim 2000, liga Indonesia memasuki untuk kelima kali. Tanpa ada kalah dan tanpa ada kartu, SP mendapat tim predikat fair play. Bermaterikan pemain lokal, pelatih yang pada tahun 2004 pernah menyelamatkan PSPS Pekanbaru dari jurang degradasi kasta tertinggi Liga Indonesia berhasil menyulap si Kabau Sirah menjadi salah satu tim yang cukup disegani.
Pelatih asal Padangpanjang ini juga menelurkan pemain berbakat. Ia mampu meramu talenta Papua seperti Erol dan Elie. Maka, di tangan Jenni SP bermain layaknya pola total football ala Belanda. Cukup lumayan prestasi yang ditorehkan Jenni ketika itu. Publik Padang tentu masih kenal dengan sosoknya sampai saat ini. Jasa dan kemampuan Jenni begitu nampak mengakar dalam setiap pemain ketika itu.
Lain lagi Arcan Urie, pelatih asal Moldova ini bersama SP di musim 2009/10. Setelah gagal membawa Persebaya ke ISL satu musim sebelumnya, Urie berhasil membawa SP promosi ke Indonesia Super Lague (ISL). Tampil sebagai juara grup 1 dengan mengumpulkan 42 poin dari 12 kali menang, 6 seri dan 2 kalah, Kabau Sirah berhak melaju kebabak 8 besar. Pada babak 8 besar yang diselenggarakan di Stadion Lapatau, Bone dengan tuan rumah Persiram Raja Ampat, ia mampu mengantarkan pasukannya ke posisi runner-up dan mendapatkan tiket menuju semifinal. Sayang di babak semifinal SP harus mengakui keunggulan Deltras Sidoarjo pada pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Manahan Solo. Pada pertarungan memperebutkan tempat ketiga sekaligus jatah terakhir menuju kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Kabau Sirah berhasil menang tipis melawan Persiram Raja Ampat dengan skor 1-0.
Ia juga satu-satunya pelatih asing yang pernah menangani SP. Kenangan bersama coach Arcan masih dikenang publik Padang. Kita tentu bangga dengan torehan prestasi oleh tangan pelatih Arcan. Impian SP bermain di kompetisi level atas terwujud sudah dengan hadirnya pelatih yang telah memeluk agama Islam ini.
Sosok Terakhir namanya makin berkibar setelah sukses memberikan prestasi membawa SPFC ke peringat 4 di ISL 2010-2011. Nil Maizar sukses memberikan warna spirit baru dalam kerangka tim SP menuju tangga juara. Bakat kepelatihannya menjanjikan prestasi bagi Kabau Sirah memberi angin segar bagi publik sepakbola ranah minang.
Jika musim ini ia berhasil memberikan prestasi juara, maka pelatih asal Payakumbuh ini patut dinobatkan pelatih legenda. Jika pun gagal, ia tetap dikenal sebagai pelatih bertangan dingin. Polesan tim musim lalu ISL 2010-2011 dan musim ini sudah memberikan dampak luar biasa dalam pertarungan menuju tangga juara IPL. Kita tunggu saja mampukah seorang Nil Maizar membawa SP jadi kampiun. Ini tantangan penuh suka dan duka. Tapi, partai perdana di LPI versus Persib Bandung sudah suatu bukti ampuhya strategi Nil. (Eko Kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar