Duh, Kalah Lagi...

![klik untuk memperbesar (*)]](http://padangekspres.co.id/up/berita/22112011093150s.jpg)
Jakarta, Padek—Belum hilang dalam ingatan bagaimana Timnas Indonesia tertunduk lesu saat dikalahkan Timnas Malaysia di final Piala AFF Desember tahun lalu. Saat itu, di hadapan puluhan ribu suporter setianya yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), skuad Garuda dibuat tertunduk malu oleh timnas Malaysia yang keluar sebagai juara.
Belum genap setahun ”bencana” itu kembali terjadi. Kali ini dialami oleh Timns U-23 di final SEA Games XXVI/2011. Lagi-lagi Malaysia yang memberikan luka kepada Timnas Merah Putih. Tadi malam, di partai puncak, tim besutan Rahmad Darmawan kalah dramatis 5-4 lewat drama adu penalti.
Hasil ini juga mengulang sejarah kelam SEA Games 1997. Di mana Indonesia juga menjadi tuan rumah. Di babak puncak Timnas Merah Putih kalah 4-2 lewat drama adu penalti dari Thailand. Di babak final tadi malam, adu penalti harus dilakukan setelah hingga babak perpanjangan waktu berakhir, kedudukan sama kuat 1-1.
Gol Indonesia dicetak Gunawan menit keempat dan balasan Malaysia dicetak Omar Mohd Asrarudin di menit ke-33.
Dalam adu penalti, dari lima eksekutor Indonesia hanya tiga yang sukses menyarangkan bola. Dua lainnya gagal. Yaitu tembakan Gunawan yang membentur tiang kanan gawang Malaysia dan tendangan Ferdinan yang bisa diblok kiper Che Mat Khairul Fahmi.
Di kubu Malaysia, dari lima eksekutor hanya satu yang berhasil dimentahkan kiper Kurnia Meiga. Tembakan eksekutor terakhir Malaysia yang menjadi penentu medali emas, yaitu kapten Bakhtiar Baddrol sebetulnya berhasil dihadang Kurnia Meiga. Tapi sayang bola bergulir ke dalam gawang Indonesia.
Menghadapi Malaysia di babak final performa skuad Garuda Muda kelihatan tak segarang saat menang 2-0 atas Vietnam di semifinal. Hanya di menit-menit awal Egi Melgiansyah dkk bisa memeragakan pertandingan menekan. Setelah itu performa tim menurun.
Pelatih timnas, Rahmad Darmawan usai pertandingan mengatakan jika timnya mengawali pertandingan dengan cukup menjanjikan. Terbukti tim bisa mencetak gol cepat lewat Gunawan ketika pertandingan baru berjalan empat menit.
”Tapi setelah itu banyak pemain seperti menganggap semuanya akan mudah. Kita kita justru seperti mau mengamankan skor 1-0 sampai akhir. Pemain takut lakukan built up, padahal kalau main long passing-long passing kita kalah dari Malaysia,” kata Rahmad. ”Beruntung sampai akhir babak pertama kedudukan masih 1-1. Padahal, Malaysia punya kans untuk kalahkan kita di babak pertama,” sambungnya.
Rahmad mengungkapkan, kekalahan timnya tadi malam juga tak lepas dari kondisi pemain yang tidak sepenuhnya bugar seperti saat semifinal melawan Vietnam. ”Tekanan tidak bisa maksimal karena kondisi pemain tidak sebugar ketika di semifinal. Selain itu, juga adanya perbedaan kualitas dalam kecepatan dan pergerakan tanpa bola dari Malaysia,” beber Rahmad.
Rahmad juga mengungkapkan jika dalam drama adu penalti Malaysia lebih siap dibanding timnya. Bahkan, pelatih asal Lampung ini mengungkapkan jika saat memilih eksekutor penalti beberapa pemain mengaku tidak siap dan harus dipaksa. ”Malaysia lebih pengalaman. Kiper dan eksekutornya siap menghadapi penalti,” katanya.
Sementara itu, pelatih Malaysia Ong Kim Swee mengatakan, jika hasil di SEA Games ini adalah kejayaan bagi sepakbola Malaysia, di mana bisa mempertahakan emas SEA Games. ”Ini membuktikan Malaysia menjadi juara memang bukan karena nasib. Tapi karena program yang baik dan dedikasi semua pihak,” kata Ong Kim Swee.
Ong mengungkapkan, keberadaan pemain-pemain dalam skuadnya yang pernah berlaga di Piala AFF 2010 lalu, menjadi kekuatan tersendiri untuk berlaga di SEA Games yang digelar di Jakarta. ”Pemain kami yang berpengalaman di AFF banyak bantu pemain muda untuk beraksi di hadapan pendukung Indonesia fanatik,” ungkapnya.
Myanmar Raih Perunggu
Sebelumnya, laga perebutan medali perunggu cabang sepakbola SEA Games XXVI di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (21/11) dimenangkan Myanmar 4-1 atas Vietnam. Myanmar berhak meraih medali perunggu cabang sepakbola pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara itu.
Babak pertama, Myanmar yang babak semifinal dikalahkan Malaysia 1-0 itu tampil menyerang. Akhirnya, mereka berhasil unggul 1-0. Vietnam bermain tak seperti ketika dikalahkan Timnas U-23 Indonesia 2-0 di semifinal. Kali ini Vietnam bermain seperti tanpa pola. Barisan penyerang mereka tak mampu menembus pemain belakang Myanmar. Sebaliknya, Myanmar main ngotot. Serangan apik terus dibangun. Mereka pun berhasil mempertahankan keunggulan 1-0 hingga babak pertama berakhir.
Memasuki babak kedua, Myanmar bukannya mengendorkan serangan kendati sudah memimpin 1-0. Seperti kehilangan semangat, Vietnam terus mendapat tekanan hingga kebibolan 4-0 untuk keunggulan Myanmar. Selang beberapa menit setelah gol keempat Myanmar, Vietnam berhasil memperkecil ketertinggalan. Lewat sebuah tendangan bebas bola mengarah ke dalam kotak penalti, disambut pemain Vietnam. Kedudukan berubah menjadi 4-1.
Laga itu disaksikan puluhan ribu suporter Timnas U-23 Indonesia. Mereka memadati stadion sejak Vietnam bertemu Myanmar. Kendati laga Indonesia melawan Malaysia sendiri baru akan dimulai pada pukul 19.30. Di dalam SUGBK, riuh terompet membahana. SUGBK memerah. Hanya dalam hitungan menit kursi stadion segala kelas di semua sektor sudah terisi oleh suporter Garuda Muda. Di luar SUGBK, ribuan suporter belum masuk ke dalam stadion. (ali/boy/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar