Rabu, 16 November 2011

Indonesia Belum Aman

digitaledition

Indonesia Belum Aman
Padang Ekspres • Kamis, 17/11/2011 09:55 WIB • (aam/ali/jpnn) • 221 klik
(*)
Jakarta, Padek—Meski terus memuncaki klasemen perolehan medali sementara sampai saat ini, posisi Indonesia sejatinya belum aman karena belum memenuhi target 135 medali emas. Namun, peluang menambah pundi emas terbuka dari beberapa cabang olahraga, salah satunya pencak silat.

Dalam partai final yang digelar di padepokan pencak silat TMII, Jakarta hari ini, tim merah putih berpeluang menambah delapan emas. Pasalnya, dari 12 nomor yang dipertandingkan di final, Indonesia meloloskan delapan wakilnya ke partai puncak.

Mereka adalah Tuti trisnayanti (kelas B putri), Rosamayani (kelas C putri), Mariati (kelas D putri), Amelia Roring (kelas E putri), Sofana Rahkmawati (kelas F putri), Dian Kristanto (kelas A putra), Sapto Purnomo (kelas D putra), dan Pranoto (kelas I putra).

Meski telah meloloskan banyak wakil, Indonesia ternyata tak berani menarget tinggi dalam partai final. Dari delapan emas, pelatih tim Indonesia Karyono memprediksi hanya empat emas yang bakal didapat oleh anak didiknya. ”Peluang di final masih fifty-fifty. Kami tetap harus waspada karena semuanya masih mungkin terjadi. Kami berharap paling tidak separuh dari delapan bisa didapat,” katanya, kemarin (16/11).

Sayang, dia tidak mau merinci cabang apa saja emas yang diincarnya. Hanya, Karyono berharap dari sektor putra putri bisa menyumbangkan emas di nomor tarung ini. Meski mengincar empat emas, target Indonesia secara keseluruhan sebenarnya hanya tujuh emas. Sampai sekarang, Indonesia sudah mengumpulkan enam emas dari nomor seni. Harusnya, mendapat tambahan satu emas saja sudah cukup.

Emas Ketiga

I Gede Siman Sudartawa kembali membuat kejutan lewat cabang olahraga renang. Perenang non-unggulan di SEA Games 2011 itu kembali menyumbangkan satu medali emas bagi merah putih dari nomor 50 meter gaya punggung di Aquatic Stadium, Jakabaring Sport City (JSC) tadi malam.

Perenang yang sehari sebelumnya memecahkan rekor SEA Games di nomor 100 meter gaya punggung itu, hanya membutuhkan 25,62 detik untuk menyelesaikan lomba. Sementara perenang unggulan pertama Indonesia Glenn Victor Sutanto finish diperingkat kedua dengan waktu akhir 26,02 detik. Sedangkan peringkat ketiga milik perenang Singapura 26,38 detik.

”Sebenarnya ini bukan nomor spesialis saya. Nomor anadalan saya adalah gaya kupu. Tapi, saat latihan pelatih memang melihat saya punya kemampuan di nomor ini (gaya punggung, red), makanya saya disuruh latihan maksimal untuk persiapan di SEA Games,” ujar Siman setelah lomba.

Menurut dia, kunci kemenangannya hanya satu, yaitu bermain se-enjoy mungkin. Apalagi, dia mendapatkan instruksi dari pelatih jika dalam lomba harus bermain tanpa beban. Pertimbangannya satu, dia bukanperenang yang diunggulkan di nomor ini. Unggulannya, lanjut Siman ada Glenn Victor.

Dengan raihan emas di nomor 50 meter gaya punggung putra tersebut, Indonesia telah mengoleksi lima medali emas dari renang. Siman sendiri telah menyumbangkan tiga emas bagi Indonesia. Masing-masing di nomor 50-100 dan 200 meter gaya punggung, sementara dua lainnya adalah milik Yessy Yosaputra di nomor 200 meter gaya punggung putri dan, Indra Gunawan 50 meter gaya dada. Itu berarti target enam medali emas nyaris terpenuhi.

Menembak Gagal

Lampu kuning pantas dinyalakan bagi PB Perbakin. Itu setelah mereka tidak mampu memenuhi target yang dibebankan KONI. Induk organisasi penembak di Indonesia itu ditargetkan lima medali emas di SEA Games, tapi yang mampu mereka raih hanya dua medali emas dan dua perunggu. Logam mulia itu masing-masing dipersembahkan Maharani Ardy nomor 50 meter sport rifle prone putri serta Anang Yulianto dinomor 25 meter standar pistol putra. Sedangkan dua perunggu tercipta oleh Nourma Tryindriani 10 meter running target putri dan Masrurri dinomor 10 meter running target putra.

”Kalau target Kemenegpora memang lima emas, namun target perbakin pusat hanya dua emas dengan begitu sudah cukup,” kilah Manajer Menembak SEA Games Robby Admadja saat ditemui JPNN venue tembak Jakabaring Sport City, kemarin (16/11).

Dari total 14 nomor yang diperebutkan, dominasi medali emas paling banyak didapat oleh Vietnam dengan total 7 emas 3 perak dan 3 perunggu. Kemudian Malaysia pada posisi kedua dengan raihan 2 emas, 5 perak dan 3 perunggu. Sementara Indonesia berada diposisi tiga klasemen.

Tim boling Indonesia tak kunjung berhasil mengukir medali dalam SEA Games XXVI/2011, sampai kemarin (16/11). Dua wakil di nomor single putra dan double putri ternyata tampil tak sesuai harapan dalam pertandingan di Jaya Ancol Bowling Center. Pada single putra, Indonesia yang diwakili oleh Ryan Lalisang hanya berada di peringkat keempat dengan meraih poin 1.341. Medali emas diraih Frederick Ong asal Filipina (1.386), perak diraih wakil Filipina Jeremy Podas dengan (1.365) dan perunggu didapat peboling Malaysia, Adrian Ang (1.359).

Sementara di nomor double putri, pasangan terbaik Indonesia Tannya Roumimper dan Sharon Limansantoso gagal memberikan yang terbaik. Mereka ternyata hanya berada pada peringkat sembilan klasemen akhir.

Tak Pilih-pilih Lawan
Timnas U-23 Indonesia sudah memastikan satu tiket semifinal SEA Games XXVI/2011. Tapi ada satu target yang masih ingin diwujudkan dalam penyisihan grup. Yaitu menjadi juara grup. Tapi itu bukan dimaksudkan untuk memilih-milih lawan, tapi skuad Garuda Muda ingin memberikan yang terbaik kepada masyarakat Indonesia. ”Saya ingin tim menjadi juara grup,” cetus Rahmad Darmawan, pelatih timnas U-23.  ”Saya ingatkan kepada tim untuk selalu memberikan 100 persen penampilan mereka dan laga besok masih sangat penting,” sambung Rahmad usai memimpin latihan di Lapangan C kemarin sore.

Namun untuk menjaga tim agar tetap fresh saat berlaga di semifinal, Sabtu lusa (19/11), Rahmad mengindikasikan akan banyak rotasi pemain yang dilakukan. ”Sampai saat ini dari dua pemain yang terpilih masuk skuad ada dua pemain yang sama sekali belum pernah dimainkan. Yaitu kiper Andritany Adhyaksa dan bek kiri Yericho Cristiantoko. Striker Yongky Aribowo di laga terakhir melawan Thailand tidak dimainkan. Sedangkan winger mungil Lukas Mandowen hanya main beberapa menit sebelum pertandingan usai. Begitu juga dengan Ferdinand Sinaga.

”Jika berhasil mengalahkan Malaysia atau hanya menahan seri saja, di semifinal Indonesia kemungkinan akan bertemu Myanmar. Tapi kemungkinan besar Myanmar akan melorot ke posisi runner up dan juara Grup B direbut Vietnam yang sore nanti hanya akan menghadapi Laos di partai terakhirnya,” katanya.

Mengenai calon lawan di semifinal, Rahmad menegaskan tidak akan pilih-pilih. ”Semua lawan bagi kami sama kuatnya. Kami siap melawan tim manapun,” tegas mantan pelatih Persipura Jayapura, Sriwijaya FC, dan Persija Jakarta ini. (aam/ali/jpnn)
[ Red/Redaksi_ILS ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar